Jika berbicara tentang digital marketing, maka kita sulit memisahkan strategi implementasinya dengan content marketing. Pada pelaksanaannya, sebagian proses digital marketing akan memerlukan content yang menjadi topik pembahasannya. Sebagai contoh, jika kita membahas tentang search engine optimization, maka kita memerlukan content yang berkualitas untuk menarik orang mengunjungi website kita.
Demikian pula halnya jika kita melakukan social media marketing, maka kita tidak dapat terlepas dari kebutuhan content yang berkualitas juga agar posting kita bisa viral. Oleh karena itu, dalam artikel ini, saya mencoba menyampaikan secara sederhana kerangka umum content marketing yang sudah saya sederhanakan agar mudah memahaminya. Saya menyampaikan framework ini dalam materi saya saat menjadi pembicara untukTelkom Witel Jabar beberapa waktu yang lalu.
Jika kita lihat pada gambar content marketing framework, saya mencoba menggambarkan dua kanal komunikasi yang paling memungkinkan untuk dilakukan terutama oleh pelaku UMKM. Dua kanal komunikasi online tersebut adalah search engine dan social media.
Penjelasan dari gambar framework itu saya mulai dengan membahas tiga blok komponen content marketing yang saya buat yaitu search engine, website dan social media. Kegiatan content marketing diawali dengan membuat content yang berkualitas dan melakukan posting content tersebut di website yang kita miliki.
Setelah content publish di website, maka kita akan melakukan proses marketing di search engine maupun di social media. Di search engine, kita bisa menggunakan taktik Search Engine Marketing yang memanfaatkan iklan berbayar seperti adwords, ataupun melakukan Search Engine Optimization. Tujuannya sama, yaitu memastikan visibilitas dari content kita di website agar memperoleh pengunjung ke website.
Di ranah social media, kita juga bisa melakukan dua taktik yang berbeda yaitu memanfaatkan iklan di social media, atau dengan melakukan posting biasa. Pada umumnya, proses social media marketing terdiri dari lima tahap yaitu (Laudon & Traver, 2016) :
Fans acquisition
Enggagement
Amplification
Community
Brand/Selling
Saya pernah menyampaikan tahapan ini saat menjadi pembicara social media marketing untuk Badan Standarisasi Nasional. Demikian pembahasan mengenai content marketing framework. Di artikel-artikel berikutnya kita akan coba kupas tuntas mengenai framework ini bersama.
Salam hangat.
Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka:
Laudon, K. C., & Traver, C. G. (2016). E-commerce: business, technology, society.
Trafik pengunjung situs web Anda tiba-tiba menurun dengan signifikan? Waspadai, bisa jadi ini merupakan dampak dari update Mobilegeddon pada mesin pencari Google. Perubahan algoritma dari google ini juga sering saya sampaikan pada saat saya menjadi pembicara digital marketing di manapun
Pada tanggal 21
April 2015, Google mengimplementasikan algoritma baru yang cukup signifikan.
Algoritma baru ini berfungsi untuk mengatur ulang peringkat dari situs web yang
ramah perangkat mobile (mobile-friendly).
Dengan kata lain, tujuan utama dari algoritma baru ini adalah menaikkan
peringkat hasil pencarian dari situs web yang mobile-friendly.
Perubahan tersebut berjalan sekitar seminggu dan memiliki sebutan yang dramatis karena dampaknya yang besar pada hasil pencarian. Sebagian ada yang menyebutnya mobilegeddon atau mobilepocalyse karena seolah-olah menjadi kiamat bagi situs web yang tidak mobile-friendly alias mobilegeddon.
Salah satu alasan
perlunya perubahan algoritma ini adalah karena proporsi penggunaan perangkat mobile dibandingkan penggunaan komputer
untuk melakukan pencarian sudah semakin besar. Dalam blog resminya di
adwords.blogspot.com, Google menyatakan bahwa saat ini pengguna internet
semakin banyak yang menggunakan smartphone
mereka untuk melakukan search. Bahkan
pencarian menggunakan perangkat mobile
tersebut sudah lebih banyak dilakukan dibandingkan komputer di 10 negara
termasuk Jepang dan Amerika.
Perkembangan
jumlah pengguna smartphone ini tentu
saja harus diantisipasi oleh pemilik situs web. Pertanyaannya adalah apakah
tidak cukup bagi pemilik situs web untuk menyajikan versi desktop saja dari
halaman yang mereka miliki? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu membahas
lebih dulu mengapa situs web harus dijadikan mobile-friendly.
Sebagaimana kita
ketahui bersama, smartphone yang
tersedia saat ini sudah memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menampilkan
berbagai jenis situs web. Namun demikian, coba bayangkan ketika pengunjung melihat
situs web Anda di perangkat mobile. Apa
yang terjadi? Dapatkah pengguna membaca halaman yang ada di situs web Anda dan
menemukan informasi yang diperlukan dengan mudah, ataukah halaman web tersebut terlalu
sulit untuk digunakan dan dilihat?
Versi desktop dari situs web Anda memang bisa
dilihat menggunakan browser yang ada pada smartphone,
namun demikian mungkin sulit untuk dilihat dan digunakan di perangkat seluler
tersebut. Versi situs web yang tidak mobile-friendly akan membuat pengguna dipaksa
untuk memperkecil atau memperbesar situs web dengan jarinya agar dapat memahami
layout sebuah halaman web dan membaca
isinya. Hal tersebut berpotensi membuat pengunjung situs web menjadi kurang
nyaman dan cenderung meninggalkan situs. Di sinilah perlunya versi mobile-friendly dari sebuah situs web. Versi
mobile-friendly akan dapat dibaca dan
digunakan secara langsung dengan nyaman dan mudah.
Mengingat
banyaknya pengguna mesin pencari yang menggunakan smartphone mereka untuk melakukan pencarian, maka kompatibilitas
dengan perangkat mobile menjadi
sangat penting bagi bisnis Anda. Tidak peduli apakah Anda hanya menulis blog
tentang resep masakan, mengelola situs web untuk komunitas sepeda, atau menjual
produk kepada calon pelanggan, Anda harus memastikan bahwa pengunjung akan
mendapat pengalaman yang baik di situs web Anda saat mengunjunginya dari
perangkat mobile mereka.
Hal yang sama
juga dirasakan oleh Google sebagai mesin pencari. Google berkepentingan untuk
memastikan bahwa pengguna mesin pencari akan memperoleh hasil pencarian yang
sesuai dengan kebutuhan mereka, termasuk situs web yang dapat menampilkan
informasi sesuai dengan hardware yang
mereka gunakan.
Baiklah, sekarang
kita semua sudah mengerti mengapa versi mobile
dari sebuah situs web penting dibuat dan latar belakang di balik implementasi
algoritma mobilegeddon Google tersebut. Pertanyaan berikutnya adalah, apa yang
harus Anda lakukan untuk mengatasi masalah ini?
Pertama yang
harus Anda lakukan adalah memastikan apakah situs web Anda mengalami dampak
dari Mobilegeddon atau tidak. Ada 3 cara untuk melakukannya yaitu:
Mencoba
melakukan search untuk kata kunci yang
menjadi sumber utama pengunjung situs web kita dari perangkat PC dan smartphone (selain tablet). Bandingkan hasilnya, jika terdapat perbedaan signifikan
posisi hasil pencarian dari kedua perangkat itu, maka kemungkinan besar situs
web kita mengalami dampak dari Mobilegeddon.
Cara
lain adalah dengan menggunakan laporan dati Google
Analytics. Silakan lihat di menu Pelaporan à Pemirsa à Seluer à Perangkat. Jika terdapat penurunan yang
signifikan dan tiba-tiba sejak tanggal peluncuran mobile update Google dari
pengunjung yang datang dari seluler, maka ini juga merupakan pertanda bahwa situs
web Anda terkena dampak dari Mobilegeddon.
Selain
kedua cara tersebut, Anda bisa menggunakan tools
analisis online dari Google untuk melihat kompatibilitas situs web Anda
terhadap perangkat mobile. Tools Pengujian Situs Mobile-Friendly tersebut dapat dilihat
di link berikut ini https://www.google.com/webmasters/tools/mobile-friendly/. Masukkan nama domain dari Situs web yang Anda
miliki dan perhatikan hasil analisis. Jika hasilnya menyebutkan hal berikut ini
“Mengagumkan! Laman ini mobile-friendly.” maka, selamat, situs web Anda sudah mobile friendly dalam pandangan Google.
Namun demikian, apabila
ternyata situs web Anda belum mobile
friendly, maka Anda dapat melakukan beberapa hal untuk mengatasinya. Jika
kebetulan situs web Anda menggunakan CMS (Content
Management System) atau perangkat lunak pihak ketiga lainnya, maka Anda
bisa menggunakan setting, plugin atau extension yang tersedia untuk mengatasi masalah kompatibilitas
mobile ini. Contoh solusi yang ada adalah sebagai berikut:
Blogger.
Silakan masuk ke menu Layout, kemudian klik menu setting di bawah Mobile.
Pastikan bahwa Anda melakukan ceklis pada “Yes.
Show mobile template on mobile devices”.
WordPress.com.
Secara umum WordPress.com sudah mendukung mobil-
friendly. Untuk memastikannya, silakan masuk ke menu Appearance à Mobile
pada dashboard, dan pastikan bahwa terdapat ceklis pada pilihan Yes pada “Enable mobile theme”.
CMS WordPress.
Anda bisa melakukan penyesuaian dengan cepat menggunakan plugin Jetpack atau WPTouch.
CMS Joomla.
Anda bisa menggunakan extension untuk
mengatasi masalah kompatibilitas mobile-friendly
ini. Silakan kunjungi halaman extension mobile Joomla ini
http://extensions.joomla.org/category/mobile untuk memilih extension yang cocok
dengan situs web Anda.
Sayangnya, jika
Anda mengembangkan situs web Anda sendiri, maka Anda harus menyesuaikan desain situs
web Anda secara manual agar menjadi responsif. Jika kesulitan, maka Anda bisa
memanfaatkan jasa web developer. Pastikan
bahwa developer yang Anda pilih memahami
tentang desain responsif.
Oh ya, jangan lupa untuk melakukan pengecekan ulang
setelah modifikasi untuk memastikan bahwa situs web Anda sudah mobile-friendly. Semoga bermanfaat.
Pembicara Digital Marketing, Penulis Buku, Programmer, Dosen – "When Theory meets Practise"